Secara umum, pelonggaran kebijakan moneter berdampak negatif terhadap mata uang. Meski demikian, pair GBP/USD sempat menguat dalam periode yang cukup panjang menjelang rapat Bank of England pada bulan Desember. Mari kita bahas hal ini dan menyusun rencana trading.
Artikel tersebut mencakup topik-topik berikut:
Poin-Poin Penting
- Bank of England akan memangkas suku bunga pada bulan Desember.
- Perbankan optimistis terhadap pound.
- Kebijakan fiskal berhasil meredakan gejolak di pasar obligasi.
- Posisi buy pada pair GBP/USD dapat dibuka dengan target 1.35 dan 1.358.
Prakiraan Fundamental Harian untuk Pound Sterling
Apa kesamaan Inggris dan Amerika Serikat selain menggunakan bahasa yang sama? Keduanya sama-sama berencana memangkas suku bunga, berbeda dengan sebagian besar bank sentral utama lainnya yang justru berbalik ke sikap menaikan suku bunga. Arah kebijakannya pun kurang lebih sama: pasar berjangka memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan Bank of England dalam 12 bulan ke depan, dengan peluang kecil untuk pemangkasan ketiga. Meski demikian, bank-bank besar justru memproyeksikan penguatan pair GBP/USD. Dari mana datangnya optimisme terhadap pound ini?
Prakiraan Bank-Bank Besar untuk EUR, JPY, dan GBP
Sumber: Bloomberg.
Faktanya, sentimen terhadap mata uang tersebut mulai berubah. Nilai pound sempat melemah hingga November karena kekhawatiran pasar bahwa rancangan anggaran akan mendapat reaksi negatif dari pasar obligasi. Namun, Rachel Reeves berhasil menenangkan para pelaku pasar obligasi. Setelah sempat terjadi aksi jual karena rumor, pasar kemudian beralih ke posisi beli karena berita. Penurunan suku bunga repo oleh Bank of England akan semakin menstabilkan situasi. Biaya pembayaran utang pemerintah akan menurun, dan investor pun akan meminta premi risiko yang lebih rendah untuk memegang aset-aset Inggris.
Meski demikian, kebijakan moneter yang lebih longgar tetap menjadi faktor negatif bagi mata uang tersebut. Oleh karena itu, perlambatan inflasi Inggris dari 3.6% menjadi 3.2% pada bulan November memicu aksi sell pada pair GBP/USD. Pasar berjangka yakin bahwa Bank of England akan memangkas suku bunga dua kali hingga bulan April. Investor percaya bahwa salah satu anggota MPC yang cenderung konservatif akan beralih ke kubu yang lebih lunak, yang mengarah pada dimulainya kembali siklus ekspansi moneter pada bulan Desember setelah jeda musim gugur.
Inflasi, Pengangguran, dan Suku Bunga Bank of England di Inggris
Sumber: Bloomberg.
Perlu dicatat, Bank of England memiliki alasan kuat untuk menurunkan suku bunga repo. Regulator memperkirakan inflasi sebesar 3.4% dan GDP sebesar 0.3% pada bulan November. Faktanya, CPI tercatat sebesar 3.2%, dan ekonomi mengalami kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut. Jika kita menambahkan ini dengan kenaikan pengangguran ke level tertinggi lima tahun sebesar 5.1% dan perlambatan pertama dalam upah rata-rata menjadi kurang dari 4% sejak tahun 2020, pelonggaran kebijakan moneter menjadi suatu keharusan.
Satu-satunya pertanyaan adalah sinyal apa yang akan dikirim bank sentral tentang langkah-langkahnya di masa depan? Menurut Bloomberg, sudah ada sentimen negatif yang signifikan seputar poundsterling, jadi kejutan yang agresif akan memperkuatnya terhadap sebagian besar mata uang utama. Menurut pendapat saya, isyarat Andrew Bailey tentang ekspansi moneter yang berkelanjutan akan membuka jalan bagi perbedaan kebijakan moneter antara ECB dan Bank of England.
Imbal Hasil Obligasi Dua Tahun Jerman dan Inggris
Sumber: Bloomberg.
Memang, sementara imbal hasil obligasi Jerman meningkat di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga deposito pada akhir tahun 2026, imbal hasil obligasi Inggris justru menurun.
Rencana Trading Harian untuk GBP/USD dan EUR/GBP
Pemotongan suku bunga yang agresif oleh Bank of England akan memungkinkan para trader untuk membeli pair GBP/USD dengan target 1.35 dan 1.358. Sebaliknya, retorika akomodatif Andrew Bailey akan menciptakan peluang untuk membuka posisi buy pada pair EUR/GBP jika berhasil menembus level resistance 0.879.
Prakiraan ini didasarkan pada analisis faktor fundamental, termasuk pernyataan resmi dari lembaga keuangan dan regulator, berbagai perkembangan geopolitik dan ekonomi, serta data statistik. Data pasar historis juga dipertimbangkan.
Grafik harga GBPUSD dalam mode real time

Konten artikel ini mencerminkan pendapat penulis dan tidak mencerminkan posisi resmi broker LiteFinance. Materi yang dipublikasikan di halaman ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai penyediaan saran investasi untuk tujuan Arahan 2014/65/UE.
Menurut undang-undang hak cipta, artikel ini dianggap sebagai kekayaan intelektual, yang mencakup larangan menyalin dan mendistribusikannya tanpa izin.








































