Kenaikan cepat GBP/USD didorong oleh keyakinan investor bahwa Amerika Serikat akan menjadi negara utama yang terkena tarif. Namun, aksi jual di pasar ekuitas Eropa membawa pound kembali ke titik awalnya. Mari kita bahas dan buat rencana perdagangan.
Artikel tersebut mencakup topik-topik berikut:
Poin-poin Utama
- Inggris menghadapi tarif 10%, yang terendah di antara negara-negara ekonomi utama.
- Bank of England akan memangkas suku bunga lebih lambat daripada Federal Reserve.
- Penurunan FTSE 100 memicu jatuhnya pound sterling.
- Kegagalan GBPUSD untuk menembus di atas 1.3025 merupakan sinyal untuk sell.
Prakiraan Fundamental Mingguan untuk Poundsterling
Yang terakhir akan menjadi yang pertama! Tarif Gedung Putih mengejutkan pasar keuangan, dan turbulensi terus berlanjut. Secara logika, semakin keras Donald Trump bertindak terhadap suatu negara, semakin melemah mata uangnya. Namun, yuan dan yen telah menguat terhadap dolar AS, meskipun Tiongkok dan Jepang termasuk yang paling terpukul oleh tarif impor AS — 34% untuk Tiongkok dan 24% untuk Jepang. Sebaliknya, tarif 10% Inggris tampaknya kecil, tetapi GBP/USD telah kehilangan semua keunggulan awalnya.
AS merupakan pasar terbesar untuk barang-barang Inggris, dan meskipun tarifnya rendah dibandingkan dengan negara lain, tarif tersebut akan merugikan ekonomi Inggris. London tidak berencana untuk melakukan pembalasan — Menteri Keuangan Rachel Reeves percaya bahwa lebih baik menunggu dan melihat bagaimana tanggapan negara lain. Pemerintah Keir Starmer bertaruh pada negosiasi, terutama karena Donald Trump tidak mengesampingkan pembatalan tarif jika AS memperoleh kesepakatan yang "fenomenal".
Dinamika dan Struktur Perdagangan Luar Negeri Inggris
Sumber: Bloomberg.
Pound awalnya diuntungkan oleh pengumuman tarif Gedung Putih karena investor berasumsi AS akan paling menderita. Saham-saham Amerika diperkirakan akan mengalami penjualan lebih cepat daripada yang lain, dan Fed perlu memangkas suku bunga secara agresif untuk melindungi ekonomi AS dari resesi. Derivatif sekarang memperkirakan tim Jerome Powell akan memangkas biaya pinjaman sebesar 100 basis poin pada tahun 2025, naik dari 75 basis poin sebelum “Liberation Day” Amerika.
Sementara itu, pasar berjangka memperkirakan suku bunga repo Bank of England akan turun menjadi 3.25% — penurunan tiga perempat poin — yang secara teori akan mendukung GBP/USD. Namun dalam dunia proteksionisme dan perang dagang saat ini, pergerakan pair mata uang bergantung pada dinamika aset yang lebih luas.
Melonjaknya nilai pound terhadap dolar ke level tertinggi sejak awal Oktober bermula dari kekhawatiran akan penurunan besar S&P 500. Hal itu terjadi — indeks ekuitas secara luas mengalami penurunan harian terburuk sejak pandemi—tetapi kemudian saham Eropa terpukul.
Kinerja Mingguan FTSE 100
Sumber: Bloomberg.
Perusahaan-perusahaan Inggris yang aktif bertransaksi dengan China, seperti Standard Chartered dan HSBC, mengalami tekanan. Bank-bank lain, seperti Barclays dan NatWest, juga jatuh di tengah ketakutan ekonomi dan kekhawatiran atas pelonggaran moneter agresif oleh Bank of England. Akibatnya, FTSE 100 berada di jalur untuk kinerja mingguan terburuknya sejak 2023, yang memberi tekanan pada pound sterling.
Rencana Perdagangan Mingguan untuk GBPUSD
Poundsterling adalah mata uang pro-siklus — mata uang ini tidak dapat mengabaikan prospek ekonomi global yang memburuk. Posisi buy pada GBPUSD yang dibuka dari 1.2965 membuahkan hasil yang baik, tetapi sekarang saatnya untuk menilai kembali situasi. Jika pair ini gagal naik kembali di atas 1.3025 dalam beberapa hari mendatang, sekarang saatnya untuk menjualnya.
Perkiraan ini didasarkan pada analisis faktor fundamental, termasuk pernyataan resmi dari lembaga keuangan dan regulator, berbagai perkembangan geopolitik dan ekonomi, serta data statistik. Data pasar historis juga dipertimbangkan.
Grafik harga GBPUSD dalam mode real time
Konten artikel ini mencerminkan pendapat penulis dan tidak mencerminkan posisi resmi broker LiteFinance. Materi yang dipublikasikan di halaman ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai penyediaan saran investasi untuk tujuan Arahan 2014/65/UE.
Menurut undang-undang hak cipta, artikel ini dianggap sebagai kekayaan intelektual, yang mencakup larangan menyalin dan mendistribusikannya tanpa izin.
