Kelesuan Bank of England menopang pair GBPUSD selama sebagian besar tahun 2024. Namun, faktor kenaikan ini tidak lagi efektif karena ekonomi Inggris mendingin di tengah perang dagang yang akan datang. Mari kita bahas topik ini dan buat rencana trading.
Artikel tersebut mencakup topik-topik berikut:
Poin Penting
- The Fed dan Bank of England mempertahankan laju ekspansi moneter yang sama.
- Divergensi dalam pertumbuhan ekonomi menyeret pound turun.
- Perang dagang merupakan faktor negatif yang jelas bagi Inggris.
- Koreksi GBPUSD akan menjadi pemicu penjualan dengan target di 1.23.
Prakiraan Fundamental Mingguan untuk Poundsterling
Akselerasi harga konsumen di Inggris dari 1.7% menjadi 2.3% dan lambatnya pelonggaran kebijakan moneter Bank of England seharusnya menjadi alasan kuat untuk membeli pound Inggris. Namun, harga GBPUSD merosot ke level terendah dalam enam bulan, mencapai target penurunan di 1.255. Mungkin terdengar seperti sebuah paradoks, namun ketika Trump trade berkuasa di pasar Forex, semua pendorong lainnya memudar ke latar belakang.
Perubahan Inflasi Inggris
Sumber: Bloomberg.
Harga yang tinggi biasanya merupakan tanda ekonomi yang kuat. Namun, ada situasi di mana GDP tumbuh lambat, dan CPI meningkat pesat. Kita berbicara tentang stagflasi, yang mungkin akan segera dialami Inggris. Dengan latar belakang ini, Bank of England harus membuat keputusan yang sulit.
Di satu sisi, BoE memperkirakan percepatan harga konsumen hingga hampir 3% pada tahun 2025, yang akan mendorongnya untuk bertindak sangat lambat dalam jalur ekspansi moneter. Pasar berjangka memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga repo sebesar 70 bps pada tahun 2024-2025, setengah dari ECB dan hampir sama dengan Fed. Laju pelonggaran moneter yang sama tidak memberikan keuntungan bagi pembeli atau penjual GBPUSD. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi adalah masalah yang berbeda.
Setelah PMI Komposit Inggris merosot di bawah angka kritis 50 pada bulan November dan penjualan ritel berkontraksi lebih dari yang diharapkan pada bulan Oktober, negara tersebut telah mengambil langkah menuju stagflasi. Mempertahankan suku bunga tidak berubah adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan. Bank of England mungkin akan mendapat tekanan.
Situasinya mungkin memburuk karena dampak negatif dari kebijakan proteksionis Donald Trump. Dengan surplus perdagangan yang tidak signifikan dengan AS sebesar £4.6 miliar selama 12 bulan terakhir, Inggris tidak terlalu rentan terhadap kebijakan Trump dibandingkan Kanada, Meksiko, atau Tiongkok. Selain itu, GDP negara tersebut berorientasi pada jasa. Namun, ekspor jasa lebih tinggi daripada di tempat lain, dan dampak negatif perang dagang terhadap Zona Euro, mitra dagang utama Inggris, pasti akan berdampak negatif pada ekonominya juga.
Ekspor Jasa Berdasarkan Negara
Sumber: Financial Times.
Rencana Trading Mingguan GBPUSD
Potensi perlambatan pertumbuhan GDP Inggris akibat perang dagang dan percepatan pertumbuhan GDP AS sebagai akibat stimulus fiskal menggambarkan masa depan yang penuh tantangan bagi pair GBPUSD. Divergensi pertumbuhan ekonomi akan terus memberikan tekanan ke bawah pada pair mata uang ini. Koreksi akibat kemunduran Trump trade menghadirkan peluang untuk menetapkan posisi sell pada rebound dari level resistance di 1.268-1.27, 1.2765, dan 1.2835, atau pada level 1.263 jika pair mata uang ini kembali di bawah level support. Angka 1.23 tetap menjadi target.
Grafik harga GBPUSD dalam mode real time
Konten artikel ini mencerminkan pendapat penulis dan tidak mencerminkan posisi resmi broker LiteFinance. Materi yang dipublikasikan di halaman ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai penyediaan saran investasi untuk tujuan Arahan 2014/65/UE.
Menurut undang-undang hak cipta, artikel ini dianggap sebagai kekayaan intelektual, yang mencakup larangan menyalin dan mendistribusikannya tanpa izin.
