Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 70 basis poin pada tahun 2025, sementara Bank of Japan mempertimbangkan kenaikan suku bunga dari 0.5% menjadi 1.25%. Divergensi kebijakan moneter yang diantisipasi ini kemungkinan akan menyeret pair USDJPY turun. Mari kita bahas topik ini dan buat rencana perdagangan.
Artikel tersebut mencakup topik-topik berikut:
Poin-poin Utama
- Yen menjadi sensitif terhadap data ekonomi Jepang.
- Selisih imbal hasil menentukan lintasan pair USDJPY.
- Tarif AS yang lebih rendah kemungkinan akan melemahkan dolar AS.
- Trading sell yang dibuka pada rebound dari 150.75 harus tetap dibuka.
Perkiraan Fundamental Mingguan untuk Yen
Selama bertahun-tahun, yen tetap tidak responsif terhadap statistik ekonomi makro Jepang, sementara pair USDJPY menunjukkan sensitivitas yang signifikan terhadap laporan AS dan imbal hasil Treasury. Pada tahun 2025, terjadi pergeseran signifikan, ditandai dengan reaksi terhadap data upah, GDP, dan inflasi Tokyo yang menandakan sensitivitas tertinggi pair tersebut setidaknya sejak tahun 2016. Khususnya, divergensi dalam kebijakan moneter merupakan inti dari transformasi ini.
Kinerja Yen Mengikuti Statistik Makro Jepang
Sumber: Bloomberg.
Harga konsumen di Tokyo, indikator utama untuk CPI nasional, melambat dari 2.5% menjadi 2.2% pada bulan Februari, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2.3%. Menurut Sony Financial Group, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga tidak akan segera terjadi. Namun, inflasi Jepang lebih tinggi daripada di Tokyo, yang meningkat menjadi 3.2% pada bulan Januari.
Pasar derivatif yakin bahwa Bank of Japan akan memperketat kebijakan moneter pada bulan September, dengan kemungkinan 50% bank sentral akan mengambil tindakan berikutnya pada bulan Juni. Para ahli Bloomberg setuju dengan perkiraan ini, sementara Capital Economics mengantisipasi bahwa Kazuo Ueda akan memulai langkah ini lebih awal pada pertemuan 30 April–1 Mei. Pada awal tahun 2026, mereka memperkirakan bahwa suku bunga akan dinaikkan dari 0.5% menjadi 1.25%.
Siklus normalisasi Bank of Japan yang sedang berlangsung, ditambah dengan data ekonomi yang positif, mendorong imbal hasil harga obligasi lebih tinggi dan mengurangi perbedaan suku bunga dengan mitra mereka di AS. Proses ini mendukung koreksi USDJPY dalam tren naik umum. Dengan latar belakang ini, koreksi mungkin menjadi awal dari tren turun global.
Nilai Tukar USDJPY dan Selisih Hasil AS-Jepang
Sumber: Bloomberg.
Tanda-tanda ekonomi AS yang melambat dan keinginan Gedung Putih untuk melihat imbal hasil Treasury yang lebih rendah menambah penurunan dolar AS terhadap yen Jepang. Menurut Menteri Keuangan Scott Bessent, penurunan dolar AS, bersama dengan penurunan suku bunga hipotek, menunjukkan bahwa inflasi kemungkinan akan melambat hingga 2% dalam waktu dekat.
Dalam konteks ini, dolar AS mungkin didukung oleh tarif terhadap Meksiko dan Tiongkok, yang penundaannya akan berakhir pada awal Maret. Namun, kepatuhan Meksiko terhadap tuntutan bea masuk Washington terhadap Tiongkok dapat menunda tarif lagi, yang berpotensi memicu aksi sell pada pair USDJPY. Tarif dapat memacu inflasi AS, tetapi jika tidak, Fed dapat beralih ke kebijakan moneter yang lebih akomodatif lebih cepat dari yang diantisipasi, yang tidak menguntungkan bagi dolar AS.
RencanaTradingMingguanuntukUSDJPY
Mengingat pertimbangan ini, secara strategis adalah baik untuk mempertahankan posisi sell Anda yang dimulai saat rebound dari level resistance 150.75 dibuka. Jika Donald Trump mengadopsi kebijakan proteksionis yang lebih moderat, pair USDJPY mungkin merosot ke 147.5 dan 145.
Perkiraan ini didasarkan pada analisis faktor fundamental, termasuk pernyataan resmi dari lembaga keuangan dan regulator, berbagai perkembangan geopolitik dan ekonomi, serta data statistik. Data pasar historis juga dipertimbangkan.
Grafik harga USDJPY dalam mode real time
Konten artikel ini mencerminkan pendapat penulis dan tidak mencerminkan posisi resmi broker LiteFinance. Materi yang dipublikasikan di halaman ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai penyediaan saran investasi untuk tujuan Arahan 2014/65/UE.
Menurut undang-undang hak cipta, artikel ini dianggap sebagai kekayaan intelektual, yang mencakup larangan menyalin dan mendistribusikannya tanpa izin.
