Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang tersebar luas di dunia. Produsen utamanya adalah Amerika Serikat, Brasil, Cina, Argentina, dan India. Tiongkok dan Uni Eropa merupakan importir utama. Soybean futures diperdagangkan di bursa komoditas terbesar, termasuk CME, TOCOM, NCDEX, dan BEJ.
Harga kedelai bergantung pada beberapa faktor. Para pedagang sebaiknya memantau berita mengenai areal kedelai di negara-negara pengimpor, terutama Tiongkok. Jika negara dengan ekonomi terbesar di Asia meningkatkan produksinya, pasokan akan melebihi permintaan, dan harga SOYBEAN akan menurun.
Penting juga bagi para pedagang untuk mengawasi berita tentang perubahan iklim dan kondisi cuaca. Jika terjadi bencana alam dan cuaca buruk yang parah dari bulan Maret hingga September (dari awal penanaman hingga awal panen), kuantitas dan kualitas tanaman baru dapat berkurang secara signifikan. Dalam kondisi kekurangan pasokan, harga kedelai akan naik.
Seperti aset pertanian lainnya, harga kedelai bersifat siklus. Angka ini turun pada bulan Agustus karena para petani menjual tanaman tua sebelum panen.
Laporan Chicago Mercantile Exchange dapat membantu pedagang menentukan tren SOYBEAN jangka menengah dan panjang. Dokumen tersebut menampilkan keseimbangan penawaran/permintaan, volume stok, pengiriman ekspor, dan luas areal.
Pedagang juga harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi pasokan kedelai. Misalnya saja akibat pandemi COVID-19, harga SOYBEAN meningkat signifikan pada tahun 2020. Akibat ketidakpastian pasokan dan panen tanaman baru, permintaan di pasar pun meningkat.
Peringatan Risiko: Trading di pasar keuangan membawa risiko.